Jumat, 01 Juli 2011

HARIHARI TERAKIR SOKRATES; IA MEMINUM "OBAT DAN RACUN" SEKALIGUS

OKe. Di luar sana hujan tengah turun;
dan beberapa menit lalu saya terbangun dari tidur lima menit dan berpikir bahwa sekarang sudah pukul 15.00 lewat; ternyata otak saya bisa lebih cepat beberapa menit dari kenyataan.

Selanjutnya Sokrates tengah terengah-engah di penjaranya. Bapak Tua yang suka mabuk anggur itu bingung dengan segala daya upaya teman-teman dan murid-muridnya; mereka bersikukuh agar ia mau melarikan diri dari penjara Athena lantaran dia mendapatkan pengakuan yang tidak adil dari hakim. Dalam "Apologia" yang ditulis Platon, Sokrates masih saja berusaha menjadi guru bagi negerinya yang sakit.

Athena pada masa itu adalah Athena yang dekaden; Nietzsche bilang itu karena mereka meninggalkan tendensi tragedi dari drama-drama mereka dan mulai masuk pada sistem berpikir logis. Kita juga tahu, masa itu Athena adalah Amerika kita sekarang; mereka bisa maju kebudayaan dan filsafatnya lantaran berjuta budak (yang bisa disebut sebagai bukan manusia) bekerja fisik untuk menopang seni dan filsafatnya. 

Nah, tentang Sokrates yang meminum racun ini, Derrida pernah membicarakannya. Jadi kata "racun" dalam Bahasa Yunani (saya lupa kata apa) itu bisa berarti "racun" dan juga "obat". Sama seperti "obat" untuk kita sekarang; bisa "racun" bisa juga "obat". Namun kalau kata Athena untuk "racun" ini mempunyai dua makna, itu salah satu ciri khas bahasa biasa sama seperti kasus "bisa" dalam bahasa indonesia yang berarti "mampu" pun pula "racun".

Maka SOcrates, bisa saja memang diracuni dan mati; ia diracun sebagai balasan atas tindakannya meracuni anak muda Athena dengan filsafatnya, ia juga bisa minum obat, keluar atau 'melarikan diri' dari kemelut zamannya. 

Tidak ada komentar: