Jumat, 03 Desember 2010

MALAIKAT PENOLONG ITU BERNAMA AMERIKA

Saya tahu bahwa malam ini saya tak bisa cepat-cepat memejamkan mata walau pun Edith Piaf yang menunjukan dengan sangat bahwa tanpa sesuatu yang bisa kau jual kau akan tetap nelangsa di jalanan sudah coba meninabobokan dengan La Vie en Rose.

Tak perlu berpanjang lebar saya kira, mari kita beribincang sejenak dengan The Farewell Party-nya Milan Kundera. Ah, tak perlu pula kita menggembargemborkan di sini perihal pengarang ini yang setelah murtad dari komunisme lantas mewartakan dengan suka cita bahwa ketika manusia berpikir, Tuhan tertawa. Entah. Mungkin memang menggelikan apa yang dipikirkan manusia itu untuk Tuhan. Yah, barangkali setelah diusir keluar oleh tentara merah dari tanah airnya, Milan Kundera sangat senang sekali beronani. Coba tengaktengoklah kalian ke "The Unbearable, Identitiy. dan The farewell ini; uuuh, keramasin rambut saya jika kau tak membayangkan berbagai perempuan dengan begitu rupa kelebihan mereka masing-masing ; cantik-cantik dan penuh petualanganlah pada intinya (kirakira demikian menurut saya karena saya tak pandai itu soal feminisme). Bahkan pernah saya bersua dengan seorang tokohnya dalam unbearable yang sangat Don Juan (Casanova pun boleh) namun membedakan dirinya dengan kedua itu yang ke sana ke mari hanya untuk menutupi dan melengkapi kekurangan mereka yang senantiasa kurang, seorang intelek ceko yang larilari ke luar negeri juga ini mendefinisikan dirinya sebagai seorang pengagum keindahan; oleh karena mengagumi keindahan dan pada setiap perempuan ada keindahan, si orang pintar ini merasa sah untuk ke sana ke mari itu. Bagi saya, untuk soal seperti itu tak perlu terlalu kau pusingkan masalah alasan filsafat. Namun saya sebenarnya tak mau berbicara tentang unbearable karena ingatan saya tentang buku itu tinggal serpihanserpihan tersisa.

Mari kita berbincang sejenak tentang The Farewell Party... ini. Ini kisah tentang 5 hari milik, paling banyak, 10 orang yang dipersatukan oleh sebuah klinik terapi terpencil yang mampu menyembuhkan beragam penyakit. Di sebuah desa terpencil tentu saja dan diperuntukan bagi mereka yang berpunya uang. Seorang pemain terompet terkenal yang bercinta 2 jam dengan seorang perawat 'dusun' yang mendambakan petualangan melihat dunia lain di luar sana penuh gemerlap (jika anda tahu lagu Makara berjudul 'Laronlaron K0ta', anda pasti akan jadi orang pertama yang akan menasihati si gadis manis anak petani yang jadi perawat ini untuk menguburkan mimpinya)--kita sudah punya 2 tokoh. Ada lagi seorang kaya amerika yang bisa segala, entah karena dia memang multitalent dan itu berarti tanah miliknya subur ketika Tuhan menaburkan benih. Bapak Tua ini bisa jago bicara musik, bisa melukis, punya pandangan rohaniah yang jempolan, jago filsafat, dan punya pengalaman merangkak dari tak berpunya menjadi berpunya. Dan jika dia tetap tak berpunya, saya kira segala talentanya itu tetap tak teraktualisasikan laksana tetumbuhan liar di hutan perawan. Nah, karena dia punya banyak uang, maka dia sangat bisa mengundang teman-temannya untuk perjamuan di apartemennya. Ketika orang-orang ini berkunjunglah, si amerika akan berbincang soal filsafat, pandangan keagamaannya, lantas si tamu pasti akan menengoknengok pula ke pada lukisan2annya. Di sanalah mereka berdecak kagum. Oke, jadi di tempat si amerika inilah si peniup terompet berpesta bersama temanteman musisinya ditemani perawatperawat yang menghabiskan waktunya di tempat terpencil itu. Terjadilah one night stand dan si perawat itu pun hamil.

terbangunlah permainan psikologi di dalam diri si peniup terompet, yang nyatanya sangat mencintai istrinya oleh karena itu suka selingkuh-ah kalimat ini memang terdengar aneh untuk orangorang tak modern seperti saya, pun pula pada si perawat-yang jatuh cinta oleh pertemuan sesaat itu. si peniup terompet tak mau punya anak sama sekali, bahkan dengan istrinya yang dicintainya sangat itu-mari melihat kelihaian akrobat otak Kundera.

Konspirasipun terjalin antara si pemain terompet, si amerika-yang tentu saja memberikan pandangan yang suci dan paling masuk akal serta paling menyelamatkan yang tertindas dalam hal ini si perawat muda itu, seorang dokter ahli kandungan, dan juga seorang aktifis politik yang pernah ditahan oleh rezzim komunis negara tersebut. Jadi, orang-orang ini adalah warga negara asli di sana yang komunis sedangkan si orang amerika adalah satusatunya orang asing. Namun demi persahabatan dan niatan membantu orang yang berkesusahan, si milyuner amerika itu pun setuju dengan rencana memaksakan sang perawat untuk menggugurkan kandungannya dari si penipu terompet (saya agak malas membolakbalik lagi itu buku untuk mencari nama tokoh tersebut).

Nah, di sini Si Amerika kita lihat muncul sebagai malaikat di tengah sebuah kampung terpencil di sebuah negara komunis. BUkan cuma itu (saya akan mengajak anda untuk meloncat jauh ke akhir cerita). Ketika si perawat berhasil dibujuk menggugurkan kandungan oleh karena konspirasi itu, si amerika yang berumur setengah baya inilah yang memberikan kebahagiaan padanya berupa malam yang indah di apartemen indah si amerika. Si Perawat itu sampai meneteskan air mata kebahagiaan dan memandang hari esok penuh dengan optimisme. Itu malam harinya. Keesokan harinya, oleh karena kesalahan tak sengaja dari sang aktifis politik yang sempat ditahan oleh rezim komunis dan sedang dalam rangka pamitan dengan sahabatnya si dokter ahli kandungan karena si aktifis ini mendapat kesempatan untuk keluar dari negeri itu segera, si perawat itu pun terbunuh dengan settingan seperti bunuh diri (anda baca sendiri saja untuk detilnya).

Kematian ini diterima dengan suka cita oleh mereka yang berkonspirasi minus si amerika yang sangat percaya bahwa perempuan itu tak mungkin bunuh diri dan hanya mungkin dibunuh. Bahkan si amerika ini pun sampaisampai rela mengorbankan dirinya sebagai pembunuh untuk membersihkan nama si perawat itu dari tuduhan bunuh diri.

Oleh seorang pemain terompet terkenal, dibantu oleh ahli kandungan yang jenius, dan sentuhan ringan dari seorang aktifis politik (dia juga seorang akademisi), seorang perawat anak desa nan lugu terbunuh ketika dia baru saja disuntikan harapan akan hari esok yang baik. hari esok yang baik ini disuntikan oleh orang amerika ini. Kenapa si Amerika ini sanggup menyuntikan hal itu? Yah, pertama karena ia berduit, oleh karenannya (kedua) dia bisa menjadi orang asing di tempat itu, (ketiga) karena dia orang asing yang berduit maka dia punya kemampuan untuk menyuntikan harapan pada si gadis di desanya yang terpencil. kematian ini mengakhiri cerita; hari esok yang baik itu pun hanya menjadi misteri dan bayangbayang sahaja. Inilah teknik yang paling gampang untuk menutupi ketakmampuan menggambarkan hari esok yang indah itu seperti apa. Ketakmampuan itu bisa saja muncul karena dia memang begitu susah untuk dibayangkan atau karena dia memang sungguh tak ada; dia adalah utopia. Dan jika kau bisa perdengarkan "laron-Laron Desa/Kota"--saya lupalupa ingat--dari Makara itu, maka jadi tahulah si perawat itu bahwa hari esok nan molek yang disuntikan padanya di malam terakhir hidupnya itu sesungguhnya tak ada.

4/12/2010

Tidak ada komentar: