Senin, 15 Juli 2013

PERCETAKAN


KALI ini, saya mau berkisah tentang ikhwal percetakan. Perkara sejarah percetakan, tentu kita semua pernah mendengarnya. Sejak orang Cina menggunakan perkakas tanah liat untuk mencetak aksara hingga Gutenberg menggunakan plat baja, sampai percetakan yang diimpor dari Eropa pertama kali ke Nusantara untuk memenuhi kebutuhan Gereja. Lantas, orang-orang Tionghoa-Nusantara menggunakannya pula untuk mencetak koran-koran berbahasa melayu pasar; sebuah tindakan yang memungkinkan tercetusnya rasa nasionalisme di hari-hari selanjutnya.
Deru mesin dan aktivitas orang-orang percetakan ini bisa Anda jumpai di deretan rumah toko di sekitaran jalan Pramuka Raya, perbatasan antara Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Toko kertas, percetakan dengan beraneka rupa mesin cetak dan ukurannya, toko khusus penyuntigan dan tata letak serta pencetakan film, hingga jasa lem panas, dan jasa pembungkusan buku dengan plastik tipis ada berjejer di tempat itu. Lori menghantarkan kertas, mobil boks menjemput buku-buku, bunyi mesin cetak yang khas dengan aroma—entah tinta, entah lem—yang juga khas, hingga denting pisau besar yang memotong kertas. Ini hanya beberapa hal saja yang sempat saya ingat; jika ingin melengkapinya, kita butuh paling tidak sepuluh sampai lima belas kalimat lagi.

Lebih lanjut, silahkan kunjungi OASE INDOPROGRESS ini!!! 

Tidak ada komentar: