Selasa, 30 Maret 2010

Sajak Berto Tukan


diunduh dari http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/11/Budaya/bud02.htm

Bayangan

Betapa cintanya sang bayangan

Pada tubuh

Selalu ia ada di sana,

"kehendaknya"

Menemani tubuh

Betapa cintanya sang bayangan

Pada tubuh

Ia selalu "ingin" ada bersama tubuh

Kapan dan di mana saja

Betapa cintanya bayangan

Pada tubuh

Walau ia "tahu" tubuh tak "tahu"

Ia "ingin"

Betapa cintanya sang bayangan

pada tubuh

Gerlap gemerlap cahaya ia pun berubah-ubah

Ke kiri ke kanan selatan utara berputar bagaikan gasing

Namun kaki tubuh tumpuan

bayangan

Betapa cintanya sang bayangan

pada tubuh

Walau ia tahu, ya bayangan tahu

Tubuh tak pernah memandang ke bawah

Mengajaknya tertawa. Walau ia tahu, ya

Bayangan tahu tubuh tak selalu tahu ia ada.

Ketika gelap tiba, dan matamu tak mungkin melihatnya

Bayangan selalu "ingin" ada di sana,

"ingin" beserta tubuh

Hingga tiba di bawah sinar lampu

Betapa cintanya sang bayangan

Pada tubuh

Dan ia tahu, ia harus pergi

Suatu hari.

Margonda, 28/11/07

*

Buku Harian

Segala yang tercatat

akan membekas

Segala yang membekas

akan terkenang

Dedaunan kering luruh

dan berkecipak

di setapak

Dentangdenting botol yang menyapa malam

dunia temaram

Dendang kecil gagak di pucuk

cemara

darah membara

Tak'kan terulang

Tak'kan terulang

Tak'kan terulang

17/7/2006

*

Dari Sebuah Lukisan Udara

Para tualang tolong dengarkan;

akankah kalian tempuh sunyi

alam sempurna di malam purba

pula pagi sang embun sulung?

Jejak-jejak tercipta lantas

menghilang

adalah kisah-kisah yang sayang

diabaikan.

Jejak-jejak tercipta kadang

membekas

hanya kilasan rasa; panas dan

dingin.

Para tualang tolong dengarkan;

mendatangi negeri mimpi, sendiri menenun impian

mengabarkan hidup pada debu dan kayu

pendengarmu bisu beku?

Kisah-kisah keluh di ingatan

mengalir lintas lidah menyentil hati lapar,

menyambar kilat-kilat angan

kadang mabuk kemabukan kadang... ah

sudahlah.

Wahai pengembara, teruslah

berjalan.

Walau jejak bukan abadi pun

sempurna.

Namun setidaknya cipta lukisan

udara,

dengan debu peleset alas kakimu!

September 2006


1. Ini puisi-puisi di pertengahan 2008 lalu yang disiarkan di Harian SOre Suara Pembaruan.

2. Gambar yang dipakai adalah karya Salvador Dali

Tidak ada komentar: