Jumat, 28 Maret 2008

फ** शीत Storey

Adalah hari yang murung ketika punggungmu terasa begitu sakit, kenangan yang ternyata benar-benar hanyalah kehidupan yang dibakar waktu menjadi abu, ketika getar hp selalu membawa pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu eksitensimu, di saat yang sama engkau dihadapkan pada masalah serupa Bachus yang harus melemparkan mahkota dan menjadi rasi bintang korona.

Adalah menyenangkan jika dirimu masih sebagai engkau dalam kenangan, engkau yang begitu terpukau akan Bachus, engkau yang masih begitu terpukau pada Satre, engkau yang masih begitu terpukau pada George Samsa atau engkau yang masih begitu terpukau pada kampong Macondoo.

Namun kini waktu telah menjelma raksasa yang siap menelanmu tanpa sisa. Yah, waktu yang membawamu bertemu berjutajuta orang, waktu yang menggetarkan libido-libido purba ketika pengembaraanmu sejenak singgah pada senja setengah malam yang rimis, waktu yang mampir pada jalan raya yang basah, waktu yang mampir pada pertigaan jalan. Pertigaan jalan inilah seumpama hidup. Ketika terlihat ia memberikan beberapa pilihan, di saat yang sama ia ternyata tak memberimu pilihan apa-apa. Ketika itulah, engkau mungkin hanya ingin selalu berada di titik itu, dinaungi atap putih itu, dan menjelma batu di samping bunga kenanga.

Sampai di penghujung titik kenanga yang memprasasti menjadi kenangan, ternyata, Petugas UPT Pusat yang rindu rumah dan anaknya telah mematikan lampu………

Disambuing lain waktu

Tidak ada komentar: