Dan dari keyboard tersebut, dengan tak kalah cepatnya melalui kekabel berlari lagilah huruf-huruf itu masuk ke dalam cpu; saya tak akan menggambarkan secara detil dia akan masuk ke mana dll, serta bagaimana bisa itu langsung terhubunglah apa yang berlari dari keyboard yang sebenarnya berasal dari kepala saya itu yang juga secara bersamaan komisi peninjau kesinkronan kepala, jari, keyboard dan layar monitor yakni mata dengan sebuah satelit entah di luar sana melalui benda kecil keluaran china, lantas seketika muncul lagi di layar monitor; ah, sudahlah logika komputer cukup merekamereka yang mempelajari secara khusus tentang itu yang memilahmilahnya. Yang jelas, keterhubungan kepala ke tangan ke keyboard, ke cpu, ke--kita sebut saja satelit--ke komputer kembali itu sesuatu yang lumrah dan sederhana kelihatannya tetapi menyimpan sebuah kerumitan yang mengagumkan dan kerumitan yang mengagumkan itu akan nampak seketika ketika satu detil kecil saja dari kesederhanaan itu tak bisa bekerja. Ini asumsi saya.
Ketika otak saya sedang memerintah tangan saya mengetik dan juga ketika mata saya mengawasi kerja keduanya itu, di luar sana tengah turun hujan sedangkan Frank Sinatra yang dibekukan teknologi sehingga masih saja terekam jejaknya dalam hd saya tengah menyanyikan "when you're smiling".
When you're smiling
When you're smiling
The whole world smiles with you
When you're laughing
When you're laughing
The sun comes shining through
But when you're crying
You bring on the rain
So stop your sighing
Be happy again
Keep on smiling
Cause when you're smiling
The whole world smiles with you
When you're smiling
When you're smiling
The whole world smiles with you
When you're laughing
When you're laughing
That sun comes shining through
But when you're crying
You bring on the rain
So stop your sighing
Be happy again
Keep on smiling
Cause when you're smiling
The whole world smiles with you
Lalu mata saya tibatiba menyaksikan semut-semut melintasi bibir meja komputer saya. gerombolan itu menubruk pematik hijau, mereka lantas mencari jalur baru, berbelok ke kanan, bertemu asbak, mereka memanjat asbak itu, lantas menghilang di belakang asbak. ketika mata saya asik menyaksikan semut itu, tangan saya berhenti mengetik karena otak saya asik merangkairangkai tentang semut.
KISAH TENTANG SEMUT
Seekor semut jalanjalan di meja makanku
Matanya memandang ke sana ke mari
Ah, aku tahu, ia pasti mencari sesuatu
Mungkin yang manis –manis seperti jeli
Si semut berputarputar ke sana kemari
Dari sudut paling kiri sampai sudut paling kanan
Ah, tentu tak ada didapatnya apa yang dicari
Meja makan itu baru saja ibu bereskan
—ibuku ibu terhebat di dunia, tak ada noda sedikit tersisa—
Bukan ibu tega melihat semut lapar
Tapi ibu memang tak tahu semut cari makan
Kucing kami diberinya makan di dapur
Kalau ibu tahu ada semut lapar, makanan dibagikan
Dan aku mencontohi ibu
Kubuka lemari berbau madu
Lantas kucomot sekeping tahu
Kutaro di meja makan untuk tamu
Si semut pun menghampiri malu-malu
Dibauinya tahu yang siap disantap
Aku menatapnya, kursi kudekap
Ah, si semut itu tak juga memakannya
Mungkin ia malu dengan mataku yang menyala
Maka aku pun pergi sembunyi
Sambil mengintip dari balik gorden
Namun si semut malah pergi berlari
Tahu yang sedap belum juga dimakan
Tiba-tiba, semut itu datang lagi
Kini ia tak sendiri
Dibawahnya serta banyak sekali kawannya
Dan mereka cepatcepat mendekati tahunya
Aku hanya menatap terheranheran
Si semut yang tak mau makan sendirian
Tahu yang kuletakan untuknya
Dia memanggil temantemannya tentu lapar mereka
Tahu itu diangkat mereka beramairamai
Sambil bersimbah air mata
Akan rejeki yang diberikan semesta hari ini
Dan mereka pasti akan berpesta
Lalu saya hendak menulis lagi panjangpanjang tetapi tibatiba langsung terciumlah oleh hidung saya bau kayu manis lantas kepala saya mengatakan bahwa ada baiknya segelas kopi dengan kayu manis yang ditaburkan di atasnya menemani sebelum pukul lima. Mengenai kopi dengan kayu manis, itu adalah temuan kekasih saya yang menemukannya dari kebiasaan seorang atasannya di tempat ia bekerja. Saya mencari-cari juga perihal vegetarianisme tetapi sepertinya memang soal keterhubungan dengan satelit yang tadi saya ceritakan pada anda tidak memungkinkan untuk itu. Saya lantas menghentikannya. Peter SInger ternyata lebih sinting dari Nietzsche. Kalau Nietzsche pernah berlari dan berlutut di depan kuda yang disiksa, ia malah melarang seorang dukun hitam membunuh seekor ayam jago yang hitam seluruhnya lantaran si ayam ini darahnya bisa mengusir bala. Nah, di sini si dukun membunuh ayam itu bukan demi makanan. Membunuh, pada dasarnya bertujuan untuk mencari makanan. Jadi tak ada itu kehormatan, harga diri, dll. Karena itu jika situasinya dimungkinkan untuk membunuh demi makanan, maka bunuhlah. Anda bisa saksikan di film-film futuristik di mana ketika tak ada lagi bahan makanan di dunia ini, manusia saling membunuh untuk saling memakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar