Senin, 10 Mei 2010

PUISI-PUISI BERTO TUKAN

Dipublikasikan di Majalah INTRO (majalah mahasiswa STF Driyarkara, Edisi XII/Mei 2010; Bunuh Diri dan lain-lain)

In Memoriam
pada kawan yang setia menemani di untung mau pun malang

I
-kala duka bulan runtuh dilirik lembing legiun edison
berdua kami setubuhi jalanan-

lihatlah…
pohonpohon lelap dibelai mama malam
antara sendu siul angin, dengar dengkurnya
meniupniup putih bajumu menggelombangkan
selendangmu putih

-belum nampak ujung gang kecil
warung sempit semenit intermezzo-pun lelap-

ah, malam dan perjalanan ini meniadakan tegaku;
sampai di sini membaui wangi kata
meski manis ladang tebu menguap menyublim ke angkasa
karena hidup begitu miskin melodi

-setelah sedepah gang sempit mengintip di balik awan
dan warung kecil sunyi di lekuk bulan runcing-

kini tiba saatmu; ucapkan salam itu
selamat tinggal malam, selamat tinggal jalanan,
selamat tinggal kebersamaan
ucapkan juga itu untukku..,
oh begitu, nah begitu.

-jiwa penat hampa tubuh, hilang selendangmu
merah tubuh menghitam abu-

nah begitu…
selamat berlayar entah ke mana
atau tenggelam entah di mana
persahabatan kita berbatas kefanaanku
yang lebih beruntung dari punyamu

2003,2006


Jakarta

I
Bagaimana kau lupa
Beribu manusia
Dikalahkan kota ini

2010-03-06

Font

ooooy
saya ingin mengunduh
tulisan tangan tuhan

2010-02-07

Suatu Hari
Di Betawi

aku minta tuan segera menyerahkan pitung pada pemerintah kompeni.
tidak bisa tuan. penjara tuan terlalu sempit.
kami semua si pitung, tuan.

2010-04-24

Stop

Ini puisi?
Hahahahaha
Bukan
Bukan?

Ah, tak perlu kau pahami!!!
Tak perlu?
Aku pun tak!!!

04-23-2010

Tidak ada komentar: